Kesehatan | Asi | Bayi dan Balita

Jenis - Jenis Vaksin Untuk Bayi Bab 2

Artikel terkait : Jenis - Jenis Vaksin Untuk Bayi Bab 2

Jenis - Jenis Vaksin Untuk Bayi
Gambar jenis vaksin untuk bayi
Jenis -jenis vaksin untuk bayi - Setelah menyimak jenis 5 vaksin untuk bayi yang dasar, ada pula vaksin tambahan untuk melindungi tubuh dari virus dan bakteri. Vaksin ini sangat berguna untuk melindungi dari bermacam virus dan bakteri yang mengancam kesehatan bayi dan balita kita.

Jenis vaksin tambahan untuk bayi dan balita

Ada 7 jenis vaksin tambahan untuk anak kita yaitu Imunisasi HIB, Imunisasi Influenza, Imunisasi MMR, Imunisasi Pneumokokus konjugasi, Imunisasi Rotavirus, Imunisasi Tifoid, dan Imunisasi Cacar air. Silahkan di simak penjelasan tentang vaksin tambahan berikut.


  • Vaksin HIB
  1. HIB atau haemophilus Influenza tipe b, merupakan bakteri yang berbahaya, ia penyebab tersering dari meningitis dan pneumonia pada bayi dan anak di bawah 5 tahun. Bakteri HIB masuk dalam aliran darah, paru-paru selaput otak dan menyebabkan masalah yang serius.
  2. Imunisasi HIB di rekomendasikan 3-4 kali pada umur 2, 4, 6 bulan dan dapat di ulang pada usia 12-15 bulan. Anak yang berusia 5 tahun tidak membutuhkan vaksin ini, kecuali anak atau orang dewasa yang akan menjalani oprasi pengangkatan limpa atau setelah transpalasi tulang sumsum.
  3. Vaksin HIB tidak boleh di berikan pada anak yang kurang dari 6 minggu, adanya alergi terhadap vaksin tersebut, dan kesehatan yang menurun sebaiknya tunda pemberian vaksin.
  4. Efek samping pemberian vaksin hampir tidak ada, adapun demam ringan dan kemerahan disertai bengkak di area suntikan.
  • Vaksin Influenza
  1. Penyakit influenza (flu) adalah penyakit yang mudah menular dan menyebar, yang di sebabkan oleh virus influenza disebarkan melalui batuk, bersin dan kontak erat. 
  2. Vaksin flu di Indonesia adalah vaksin inactived (mati), tidak mengandung virus flu yang hidup dan di berikan secara suntikan. Vaksin flu di berikan tiap tahun pada anak usia 6 bulan sampai 8 tahun.
  3. Penderita sindrom guillain barre atau kelumpuhan, sedang tidak sehat dan adanya alergi tidak dapat melakukan imunisasi Influenza ini.
  4. Efek sampingnya adalah, suara serak, mata merah dan sakit, demam, pembengkakan di area penyuntikan, rasa lelah, nyeri otot, sakit kepala.
  • Vaksin MMR
  1. MMR adalah Measles (campak), mumps (gondongan), dan Rubella.(campak jerman). Penyakit ini menular melalui udara dari orang yang terinfeksi ke orang lain.
  2. Anak-anak di berikan Vaksin MMR sebanyak 2 dosis, yaitu pada usia 12-15 bulan dan 4-6 tahun. Vaksin MMR dapat di berikan beserta dengan Vaksin lain.
  3. Wanita hamil, sedang sakit, dan  alergi sebaiknya tunda pemberian vaksin.
  4. Demam, ruam kulit ringan, kejang klonik atau bengong, sakit kaku sendi adalah efek samping dari vaksin MMR.
  • Vaksin Pneumokokus konjugasi
  1. Infeksi pneumokokus di sebabkan oleh kuman Streptococcus pneumonae. Penyakit ini menular melalui percikan ludah (Droplet) dan dapat menyebabkan penyakit yang serius termasuk pneunomia (radang paru), infeksi darah (sepsis), radang telinga tengah (otitis media), dan maningitis (infeksi selaput otak). Anak di bawah 2 tahun mempunyai resiko penyakit lebih besar di banding anak yang lebih besar.
  2. Imunisasi pneumokokus dapat di berikan secara rutin pada bayi usia 2,4,6 dan 12-15 bulan.
  3. Efek samping dari Imunisasi pneumokokus adalah pusing, nafsu makan hilang sementara, kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan, demam namun tidak tinggi, rewel.
  • Vaksin Rotavirus
  1. Imunisasi Rotavirus sangat dibutuhkan untuk anak karena Rotavirus adalah nama virus yang menyebabkan diare berat sampai tahap kekurangan cairan (dehidrasi), demam, dan muntah. Anak bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit ini. 
  2. Vaksin ini di berikan pada usia bayi 2 dan 4 bulan (6 bulan untuk tambahan vaksin). Imunisasi vaksin dengan cara oral atau diminum dan dapat dicampur dengan vaksin lain.
  3. Anak yang pernah alergi vaksin, kelainan sistem imun, kelainan usus (intususepi), dam bayi yang sedang tidak sehat sebaiknya di tunda pemberian imunisasi.
  4. Efek samping di perkirakan tidak ada.
  • Vaksin Tifoid
  1. Demam tifoid disebabkan oleh bakteri salmonella typhi, penyakit ini ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar. Gejala tifoid adalah demam, nyeri perut, sakit kepala, lelah, lemah. Penderita dapat menyebarkan penyakit kepada orang disekitar.
  2. Vaksin dianjurkan pada wisatawan yang hendak pergi ke negara endemik tifoiod, kontak langsung dengan penderita tifoid. ana kurang dari 2 tahun tidak depat di berikan imunisasi tifoid.
  3. Efek samping dari imunisasi tifoid adalah demam ringan, dan sakit kepala.
  • Vaksin Cacar air
  1. Cacar air atau Varisela di sebabkan oleh virus Varicella zoster. Cacar air diawali dengan demam yang tidak tinggi, kemudian muncul bintil di kulit yang gatal biasanya di punggung dan dada lalu menjalar ke muka dan anggota tubuh. Cacar air dapat menular melalui udara dan cairan yang berasal dari lepuhan cacar air.
  2. Anak yang belum mendapat imunisasi cacar air harus diberikan pada umur 12-15 bulan, dan orang yang belum pernah diberikan vaksin cacar air dan belum pernah menderita cacar air dapat di berikan. imunisasi cacar air dapat di brikan dengan vaksin lain.
  3. Wanita hamil, sedang sakit berat, penderita HIV, penderita kanker, dan baru menerima transfusi darah disarankan menunda imunisasi ini sampai sembuh.
  4. Efek sampingnya, demam, bengkak pada tempat penyuntikan, ruam ringan.
Demikian vaksin - vaksin tambahan yang dapat menangkal tubuh kita dari bahaya virus bakteri dan kuman. Sebaiknya jagalah kebersihan agar tidak mudah terserang penyakit. Apabila vaksin -vaksin tersebut dapat menimbulkan alergi yang berat sebaiknya segera ditangani ke dokter.

Terima kasih telah berkunjung di Jenis - Jenis Vaksin Untuk Bayi Bab 2

Mendapat rating 4.5 Dari 10 ulasan - 2h 45min

Agustina Haryati

Artikel Dunia Bayi dan Balita Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 Dunia Bayi dan Balita | Design by Kuliner Indonesia